Kamis, 28 Oktober 2010

Pertahankan Penghargaan, Tim Adipura Lobar Siap Kerja Maksimal


Sudah menjadi komitmen bersama, Tim Adipura kabupaten Lombok Barat (Lobar), siap bekerja maksimal. Dalam rangka meraih penghargaan Adipura, tim yang dibentuk melalui surat keputusan (SK) Bupati Lobar No.977/05/BLH/2010, sudah melaksanakan sejumlah kegiatan. Selain kegiatan fisik, tim sudah melakukan sosialisasi serta evaluasi kinerja kebersihan kota pada setiap tahapan kegiatan.
Secara kriteria tehnis, kota Gerung sebagai ibukota kabupaten, diniali memenuhi syarat untuk diusulkan meraih penghargaan adipura kriteria kebersihan lingkungan kota kecil. Dengan begitu, diharapkan peran serta seluruh instansi terkait melalui sistem koordinasi yang mantap.
Penilaian tahap pertama yang digelar November mendatang, kegiatan fisik berupa gotong royong sudah dilaksanakan sesuai jadwal. Untuk bulan Oktober, gotong royong digelar sejak tanggal 15, 22 dan 29. Sedangkan bulan November, dilaksanakan tanggal 5 dan 12 yang dilakukan pada titik-titik pantau penilaian adipura. “Tim bersama seluruh komponen masyarakat sudah melaksanakan langkah-langkah awal” papar Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Drh.I Nyoman Sembah dalam sebuah pertemuan.
Menurut dia, sejak awal, tim sudah melakukan sosialisasi, termasuk penataan terminal dan pasar, gotong royong, menata areal Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penilaian adipura ini, kata Sembah, yang dinilai bukan hanya pada peran pemerintah saja, melainkan seluruh kegiatan masyarakat kota Gerung. “Pemerintah dan masyarakat turut berpartisipasi kerja maksimal” katanya seraya menambahkan, masalah kebersihan dan keteduhan merupakan bagian kehidupan sehari-hari. “Jadi ada perubahan budaya dari pengelolaan lingkungan” lanjutnya.
Pada prinsipnya, penilaian adipura kategori kota kecil tahun 2010-2011, apapun alasannya sudah siap dijalani. Karena tim bersama seluruh komponen masyarakat sudah melakukan beberapa langkah, termasuk sosialisasi dan kegiatan fisik baik melalui Jumat bersih maupun kegiatan khusus pada titik penilaian. Untuk itu harap Sembah, minimal adipura tahun 2010-2011 ini bisa dipertahankan piagamnya. “Bila perlu ditingkatkan” katanya optimis, karena pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait dalam rangka mendukung adipura ini.
Ditambahkan, adipura sagat erat kaitannya dengan masalah kebersihan dan keteduhan. Otomatis implementasinya, sejurus dengan Kebersihan dan Tata Kota yang menangani masalah sampah yang ada di seputar lokasi penialain. Sama halnya dengan Dinas Kehutanan, Sembah berharap bisa menyulap daerah menjadi RTH. Terhadap hal ini, dalam waktu dekat akan digelar rapat yang bertajuk, bagaimana membangun hutan kota.
Panilaian pemantauan pada adipura sebelumnya (2009-2010), Lobar yang diwakili kota Gerung, sudah memperoleh nilai 70,29 untuk nilai Pemanataun Pertama (P 1). Sedangkan untuk P2, meningkat menjadi 70,34. Dengan demikian angka ini masuk dalam kategori nilai ‘sedang’ yakni dari 61-70.
Penilaian  P1 adipura kota Gerung, meliputi batas Patung Sapi, Patung Koperasi serta perbatasan antara desa Dasan Geres dengan Babussalam. Kegiatan dilaksanakan pada bulan November mendatang. Sedangkan penilaian P2, dilaksanakan pada bulan Maret-April 2010. Setelah itu baru dilakukan perivikasi. “Setelah perivikasi baru bulan Juli diumumkan pemenangnya” rinci Sembah.
Optimiskah Lobar mempertahankan piagam adipura? Menurut mantan Kadis Pertanian ini, tetap optimis. Karena pada gelaran adipura sebelumnya, kota Gerung memperoleh nilai pemantauan adipura sebesar 70,12. Jika melihat situasi dan kondisi pembangunan saat ini, dimana nilai pemantauan adipura 2010-2011 diyakini meningkat. Karena kota Gerung, saat ini tengah ditata secara fisik, baik bangunan maupun fisik lingkungan kota. “Saya optimis, karena pembangunan terpusat sebagian di Gerung” katanya, termasuk merinci pembangunan akses jalan dan gapura menuju Bandara Internasional Lombok (BIL). “Dengan adanya gapura menuju BIL ini, saya optimis Gerung bisa mempertahankan adipura” lanjutnya. Karena pembangunan ini merupakan biaya sharing dengan pihak provinsi.
Dengan direalisasikannya pembangunan ini, berarti kriteria penilaian fisik maupun non fisik adipura tahun 2010-2011, ini diyakini bisa meningkat. Nilai fisik pada adipura 2010-2011, terdiri dari nilai titik pantau dan wilayah pantau dengan bobot 70:30. Sementara kriteria non fisik, dinilai dari perencanaan kota dan pengelolaan sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar