Kamis, 28 Oktober 2010

RTH Kota Gerung Segera Dicanangkan


Penataan keindahan kota Gerung terus dibenahi. Tidak saja karena menhgadapi penilaian dan mempertahankan penghargaan Adipura. Melainkan juga, Gerung merupakan ibukota kabupaten, harus terealisasi dari hal keteduhan, kenyamanan dan kebersihan kota.
Dalam hal kebersihan lingkungan dan keteduhan kota, Kamis (22/10) lalu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) bekerjasama dengan Dinas Kehutanan, menggelar rapat persiapan pencanangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Gerung. Hadir dalam kesempatan tersebut Asisten II, Kaban LH, Kadishut, PPKAD, Kebersihan dan Tata Kota, serta sejumlah Kepala Sekolah SMA/SMP yang lahan sekolahnya dijadikan pencanangan RTH.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Lobar, Drh.I Nyoman Sembah, M.Si dalam arahannya mengatakan, sesuai amanat UU, setiap daerah, diharuskan 30 persen dari luas kota dijadikan sebagai lahan RTH. Dari sisi lingkungan, kata Sembah, kota Gerung dinilainya belum berkembang secara signifikan. Dengan begitu dia berharap, dari awal pihaknya ingin menata dan terpenuhinya 30 persen dari luas kota Gerung sebagai RTH. Sementara program Dishut berupa pencanangan hutan kota, menurut Sembah, merupakan bagian dari RTH. “Untuk Hutan Kota membutuhkan lahan sebesar 10 Hektar” katanya seraya menandaskan, angka tersebut belum bisa dicapai, namun ketersediaan lahan hanya dua hektar. “Dua hektar, lahan yang optimal untuk kegiatan ini” tambahnya.
Menurut Sembah, peruntukan lahan RTH ini sebenarnya dibagi lagi. 20 persen untuk umum dan 10 persen untuk pripat. Pripat yang dimaksud adalah, masyarakat yang memiliki lahan pekarangan, agar 10 persennya untuk RTH berupa taman-taman yang hijau. Dengan demikian, 30 persen dari luas kota Gerung bisa dicapai untuk program RTH ini. Dan tidak lebih dari 2,9 juta pohon yang rencananya akan ditanam pada program nasional ini.
Selain program hutan kota, pihak Dinas Kebersihan dan Tata Kota juga memiliki program yang sama. Program tersebut berupa Taman Kota. Ini juga berpotensi untuk mendukung RTH, adipura serta green school. Terhadap hal ini, program tersebut bisa dinilai konek dari sisi keteduhan, kenyamanan dan kebersihan.
Program lain dalam rangka mendukung RTH adalah, Green School. Sedikitnya 4 sekolah rencananya akan dijadikan lokasi pencanangan green school ini. Sekolah tersebut meliputi, SMA 1 dan 2 Gerung, MAN dan SMP 4 Gerung. Selain sekolah, ada sejumlah lahan instansi yang akan dijadikan lokasi pencanangan, RTH. Masing-masing PDAM, RSUD dan tanah depan sekretariat Pemda Lobar. Namun diharapkan, status tanah lokasi pencanagan ini supaya diklarifikasi. Maksudnya supaya tidak terjadi simpang siur di kemudian hari.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kehutanan Lobar, Ir. Lalu Syaiful Arifin mengemukakan, jenis tanaman yang ditanam pada lokasi RTH meliputi tanaman unggulan lokal. Dirinci, tanaman yang dinilai langka adalah jenis kelicung. Karena tanaman jenis ini hanya ada di Lombok. Pohon jenis lain adalah, Rajumas. “Ini jenis yang sangat disukai oleh pengusaha kayu” cetusnya. Berikutnya adalah pohon Bae, sengon  jamplung, jabon dan trengguli.
Menurut Syaiful, pemanfaatan hutan kota dan RTH ini, selain keteduhan, pemanfaatan lainnya adalah sebagai edukasi bagi siswa pada green school. Karena hemat dia, banyak masyarakat Lombok yang belum tahu jenis kayu yang ada. Mereka hanya menikmati saja, selebihnya menjurus ke sisi edukasi jauh dari harapan. “Saya kuatir, jangankan siswa, di antara kita juga ada yang tidak tahu” cetusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar